Cattleya aurantiaca

<i>Cattleya aurantiaca</i>

Vanda tricolor

<i>Vanda tricolor</i>

Coelogyne pandurata

<i>Coelogyne pandurata</i>

Phalaenopsis amabilis

<i>Phalaenopsis amabilis</i>

Pengertian Kultur Jaringan

27.4.12

kultur jaringan

Pengertian

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik (steril/bebas hama), sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.

Prinsip

Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium khusus dan dalam kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.

Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Prasyarat

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah (botol kultur) dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan/nutrisi yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.

Media

Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.

Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro.

Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.

Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.

Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

Metode

Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.

Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang.

Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya.[10]Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempatcadangan makanan.

Sumber literatur : http://id.wikipedia.org

Sejarah Perkembangan Teori Kultur Jaringan

26.4.12




Sejarah kultur jaringan sebenarnya sejalan dengan sejarah perkembangan botani. Beberapa ahli jaman dulu sudah meramalkan bahwa perbanyakan kultur jaringan dapat dilaksanakan. Pemikiran ini didasarkan pada penemuan para ahli yan mendahului mereka serta penemuan mereka sendiri. (Katuuk, 1989).

Pada abad 17 seorang ahli matematika Robert Hooke telah menemukan sel. Ia mengatakan bahwa sel-sel dapat disamakan dengan batu-batu bangunan alamiah.

Kemudian pada tahun 1838 -1839, seorang ahli Biologi M. V. Schleiden dan Theodore Schwann yang telah memfokuskankan perhatiannya pada kehidupan sel, menemukan satu konsep baru, bahwa satu sel dapat tumbuh sendiri walaupun telah terpisah dari tanaman induknya. Mereka mengemukakan bahwa segala peristiwa rumit yang terjadi dalam tubuh organisme selama hidup, bersumber pada sel. Dari konep inilah tumbuh pernyataan bahwa satu sel mempunyai kemampuan untuk berkembang. Sel berkembang dengan jalan regenerasi sehingga pada satu saat akan terbentuk satu tanaman sempurna. Kemampuan regenerasi ini disebut “totipotency”. (Katuuk, 1989).

Beberapa ahli yang juga telah bekerja mengisi sejarah perkembangan Botani abad 19, adalah Charles Darwin, Louis Pasteur, Justus Van Liebig, Johan Knopp, dan Rechinger. Charles Darwin dikenal dengan julukan “raja penamat”, menemukan hormon pada koleoptil sebangsa rumput. Kemudian Louis Pasteur yan menentang aliran “generatio spontanea” mengemukakan pentingnya sterilisasi. Pada akhir abad 19, Johan Knopp (1817 – 1891) menemukan 10 unsur hara yan penting bagi pertumbuhan tanaman. Dengan penemuannya ini ia dikenal dengan “Knop’s Solution”, beberapa tahun setelah Knopp, Rechinger (1893) telah mencoba mengambil potongan kecil batang poplar dan beet, kemudian memelihara bahan-bahan ini di atas kertas filter lembab. Dari percobaan ini ia menemukan pertumbuhan kalus. Dengan mengurangi ukuran potongan tanaman akhirnya ia mengambil kesimpulan bahwa ukuran yang paling baik adalah ukuran kecil namun tidak kurang dari 1,5 cm. (Katuuk, 1989).

Kira-kira pada permulaan abad ini, beberapa ahli botani mengembangkan suatu teori, bahwa sel atau jaringan tanaman pada dasarnya dapat ditanam secara terpisah dalam suatu kultur. Sel dan jaringan yang ditanam dengan cara ini memiliki kemampuan untuk regenerasi bagian-bagian yang diperlukan, dalam upayanya untuk bisa tumbuh dengan normal, membentuk kembali menjadi tanaman yang utuh. (Whaterel, 1982).

Dengan kata lain, bahwa di dalam masing-masing sel tanaman mungkin mengandung informasi genetik atau sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Kemampuan inilah yang kemudian dikenal sebagai totipotensi. (Whaterel, 1982).

Pada permulaan abad ke 20 konsep totipotensi terus dikembangkan. Gottlieb Hamberlant seorang ahli Botani bangsa Jerman pada tahun 1902 melanjutkan konsep totipotensi ini secara bersungguh-sungguh. Ia menekankan bahwa embrio tanaman dapat tumbuh dengan jalan memelihara sel-sel vegetatif. Walaupun percobaannya gagal namun ia memastikan bahwa sifat totipotensi yan dimiliki oleh sel menyebabkan sel dapat dipisahkan dan dipelihara pada media tumbuh. Bila medianya cocok, sel yang dipisahkan itu akan melanjutkan kehidupannya dan berkembang menjadi satu tanaman baru (Kyte 1987, dalam Katuuk, 1989).

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan pendapat ini. Namun pada saat itu belum berhasil, karena kurangnya pengetahuan para peneliti, khususnya dalam hal kebutuhan nutrisi dan hormone untuk pertumbuhan. Baru beberapa waktu kemudian, yaitu sejak diketemukannya dua macam hormon tanaman, yaitu asam indol asetat dan asam naftalenasetat, telah mulai berhasil dilakukan kultur organ (1920). kultur jaringan (1939). Hingga sekarang kedua hormon tanaman tersebut diyakini memiliki peranan sangat penting artinya dalam kultur jaringan modern. Pada masa-masa tersebut, yaitu masa-masa awal dimana era kultur jaringan baru mulai dikenal, jarang sekali orang dapat berhasil melakukan regenerasi akar, pucuk tanaman, dan organ tanaman lain secara kultur jaringan, sehingga pada saat itu orangpun mulai mempertanyakan kebenaran teori totipotensi tersebut. (Whaterel, 1982).

Sesudah Hamberlant, menjalani tahun-tahun pada abad 20, penelitian tentang kultur jaringan tanaman berkembang pesat. Berikut ini adalah rentetan peristiwa penting yan mengisi sejarah perkembangan kultur jaringan sesudah Hamberlant, dirangkum dari Pierik, (1987), Gautherett (1982), dan Butenko (1968).

Keterangan ini disusun secara sistematik menurut tahun penemuan :

1922 Knudson menemukan germinasi asimbiotik biji tanaman angrek secara in vitro.
Pengembangan metode kultivasi kultur jaringan dimulaikan oleh dua oran saintis yang sudah bertahun-tahun berusaha bekerja di bidan ini. Mereka adalah White P., dan Gautheret R.

1934 White P., sesudah bertahun-tahun gagal, pada tahun ini berhasil mengkulturkan ujung akar tomat. Pada tahun yang sama Gautheret L., mengkulturkan in vitro jaringan kambium tanaman Acer pseudoplanatus, Salix caparaea, dan Sambucus nigra. Pada saat ini ide tentang kultur jaringan dapat dikatakan sudah tercapai namun oleh karena eksplant tidak dipindahkan ke media yang baru, maka perkembangan terhenti sesudah berumur 15 – 18 bulan. Dikatakan bahwa pada saat itu media ternyata kekurangan beberapa unsur yang berfungsi untuk pembelahan sel.

1939 P. R. White seorang peneliti dari Amerika (yang sekarang dianggap sebagai Bapak Kultur Jaringan) melaporkan sejumlah hasil penelitiannya tentang keberhasilan ia menumbuhkan sejumlah tunas dari potongan-potongan kalus tembakau yan ditanam dalam medium cair. (Whaterel, 1982).

Walaupun sampai saat itu ia belum berhasil menumbuhkan akar dari tunas-tunas yang diteliti, suatu lankah maju di bidang perbanyakan kultur jaringan telah berhasil dicapai dalam upaya untuk membuktikan sebagian kebenaran dari teori totipotensi. (Whaterel, 1982).

1940 Seorang ahli yang lain, Folke Skoog, ahli fisiologi tanaman dari Universitas Winconsin pada tahun melanjutkan penelitian-penelitian yang dilakukan White dan telah berhasil membuktikan, bahwa hormon-hormon auksin, yaitu IAA dan NAA (yang pada waktu itu dikenal sebagai pemacu pertumbuhan akar dari potongan-potongan dahan), ternyata mampu menghambat awal pertumbuhan tunas. Selanjutnya dengan percobaan-percobaannya menggunakan kultur jaringan tembakau, dia mulai mencari senyawa-senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan senyawa-senyawa auksin serta senyawa-senyawa yang memacu pertumbuhan tunas. (Whaterel, 1982).

1941 Van Overbeek mula-mula menggunakan air kelapa (yang mengandung faktor perangsang pembelahan sel) dalam mengkulturkan embrio Datura.

1943 White menerbitkan bukunya “A Handbook of Plant Tissue Culture” yang memuat pengetahuan serta hasil penemuan pada jaman itu.

1944 Skoog mula-mula mendapatkan tunas adventif dari hasil kultur jaringan.

1945-1946 Loo Shi Wei, pertama-tama mengkulturkan apex batang.

1949 Vaccin dan Went menciptakan medium Vacin dan Went.

1950 Folke Skoog bersama-sama dengan muridnya berhasil menemukan adanya efek pemacu pembentukan tunas yang disebabkan oleh senyawa-senyawa fosfat anorganik maupun senyawa-senyawa organic, yaitu adenine dan adenosin. (Whaterel, 1982).

1952 Morel dan Martin pertama-tama menemukan dahlia yan bebas virus dari hasil kultur meristem.

1954 Muir et al pertama-tama mendapatkan tanaman dari kultur sel. Wetmore, R. H., dan Sorkin S., mengembangkan teori Hamberlant tentang organogenesis yan sekarang dikenal dengan mikropropagasi.

1955, kelompok Skoog menemukan kinetin, yaitu hormone golongan sitokinin yang pertama kali ditemukan. (Whaterel, 1982).

1957 Skoog dan Miller melaporkan hasil penelitian mereka yang sekarang telah dianggap klasik,yaitu mengemukakan ratio sitokinin dan auxin untuk mengatur pembentukkan organ. Mereka menulis satu artikel tentan “Chemical Regulation of Growth and Organ Formulation in Plant Tissue Cultured in Vitro” mengenai keterkaitan kedua golongan hormone, auksin dan sitokinin dalam pengaturan regenerasi akar dan tunas. Penelitian ini selanjutnya menjadi landasan berbagai upaya pembiakan secara kultur jaringan. (Whaterel, 1982).

Skoog menyadari besarnya potensi ekonomi dari hasil penelitian-penelitiannya, selanjutnya semakin menekuni bidang kultur jaringan bersama-sama murud-murid dan teman-temannya. (Whaterel, 1982).

Torrey J. C., mendemonstrasikan pembelahan sel yang diisolasikan.

1958 Reinert dan Steward, menemukan regenerasi proembrio dari suspensi sel Daucus carota.
K. V. Thimann dari Universitas Harvard melaporkan penemuan-penemuannya pada beberapa kali penerbitan yang dimulai tahun 1958, bahwa hormon-hormon sitokinin mampu melawan efek pertumbuhan tunas apical. Dan mereka berhasil pula membuktikan, bahwa kinetin bersifat memacu pertumbuhan tunas lateral yan biasanya tidak terlihat nyata akibat penaruh dari tunas apical pucuk tanaman. Hal inilah yan selanjutnya menjadi dasar fisiologis dalam upaya meningkatkan jumlah cabang-cabang lateral, yang seperti diketahui sangat penting artinya bai pembiakan secara kultur jaringan. Dalam tahun-tahun berikutnya, banyak peneliti yan memberikan sumbangan pengetahuan yang menunjang keberhasilan usaha pembiakan secara kultur jaringan tersebut.

1960 Cocking E. C., memperoleh sejumlah protoplast dengan jalan degradasi dinding sel menggunakan enzyme.

Morel mempropagasikan tanaman angrek melalui kultur meristem.

1962 Murashige T., dan Skoog F., mengembangkan formulasi media kultur yan amat terkenal dan sampai sekarang dipakai di dunia internasional, yaitu media Murashige-Skoog. (Whaterel,

1982). Di sini peranan Murashige sangat penting artinya, karena selain telah memberi sumbangan pengetahuan dasar kultrur sel dan jaringan, usahanya telah mengarah ke penerapan di bidang pembiakan secara kultur jaringan dalam skala komersial. Murashige bersama murid-muridnya di Universitas California telah menyusun prosedur lenkap pembiakan kultur jaringan dari sejumlah besar spesies tanaman yang diketahui bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan hasil karya tersebut selanjutnya mendorong pertumbuhan industri-industri pembiakan secara kultur jaringan di Amerika Serikat. (Whaterel, 1982).

1964 Guha S., dan Maheshwari S. C., mendapatkan embrio haploid yan berkembang dari sel polen tanaman Datura.

1965 Vasil dan Hamberlant, berhasil mendapatkan differensiasi sel tembakau yang diisolasikan.

1967 Bourin J. P., dan Nitch J. P., mendapat tanaman haploid dari kultur serbuk tembakau.

1969 Erickson & Jonassen melakukan isolasi protoplas dari suspensi sel Hapopappus.

1970 Power melakukan fusi protoplas.

1971 Takebe et al mula-mula mendapatkan tanaman hasil regenerasi protoplast.

1977 Chilton, et al berhasil mengintegrasikan DNA T-plasmid dari Agribacterium tumefaciens pada tanaman.

1981 Larkins dan Skowcroft, pertama-tama memperkenalkan variasi somaklonal.
(Katuuk, 1989).

1985 Perkembangan transfer gen pada tanaman berkembang cepat, seperti penggunaan Agrobacterium, particle bombardment (gen gun), electroporasi, mikroinjeksi.

1990 Perkembangan rekayasa genetik dan metabolic pada tananaman berkembang dengan pesat. Pemasaran produk-produk rekayasa genetik.

Nama Genus Anggrek | M-N-O

genus anggrek pict

Pada nama genus anggrek dengan huruf depan abjad M - N - O terdapat sekitar 130 genus yang dapat saya catat, diluar angka tersebut masih terdapat beberapa genus yang belum dapat saya ketahui.

Klasifikasi Ilmiah

  • Kerajaan : Plantae
  • Devisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo : Asparagales
  • Family : Orchidaceae
  • Genus : seperti tersebut dalam tabel scroll berikut ini
ANGGREK M-N-O


  • Macodes
  • Macradenia
  • Macroclinium
  • Macropodanthus
  • Malaxis
  • Malleola
  • Manniella
  • Mantinara
  • Margelliantha
  • Marriottara
  • Masdevallia
  • Mastigion
  • Maumeneara
  • Maxillaria
  • Mediocalcar
  • Megalorchis
  • Megalotus
  • Megastylis
  • Meiracyllium
  • Menadenium
  • Mendoncella
  • Mendonsella
  • Mesadenella
  • Mesadenus
  • Mesoglossum
  • Mesospinidium
  • Mexicoa
  • Mexipedium
  • Microcoelia
  • Micropera
  • Microphytanthe
  • Microsaccus
  • Microtatorchis
  • Microterangis
  • Microthelys
  • Microtis
  • Miltassia
  • Miltonia
  • Miltoniopsis
  • Mischobulbum
  • Mobilabium
  • Moerenhoutia
  • Mokara
  • Monadenia
  • Monanthos
  • Monomeria
  • Monophyllorchis
  • Monosepalum
  • Mormodes
  • Mormolyca
  • Mycaranthes
  • Myoxanthus
  • Myrmecatavola Frances Fox 'Sun Spot'
  • Myrmechis
  • Myrmecocattleya
  • Myrmecophila
  • Myrosmodes
  • Mystacidium
  • Nabaluia
  • Nageliella
  • Nanodes
  • Neobathiea
  • Neobenthamia
  • Neobolusia
  • Neoclemensia
  • Neocogniauxia
  • Neodryas
  • Neoescobaria
  • Neofinetia
  • Neogardneria
  • Neogyna
  • Neolehmannia
  • Neomoorea
  • Neopabstopetalum
  • Neotinea
  • Neottia
  • Neottianthe
  • Neowilliamsia
  • Nephelaphyllum
  • Nephrangis
  • Nervilia
  • Neuwiedia
  • Nidema
  • Nigritella
  • Nothodoritis
  • Nothostele
  • Notylia
  • Oberonia
  • Octarrhena
  • Octomeria
  • Odontioda
  • Odontobrassia
  • Odontochilus
  • Odontocidium
  • Odontoglossum
  • Odontorrhynchus
  • Oeceoclades
  • Oeonia
  • Oeoniella
  • Oerstadella
  • Olgasis
  • Oligophyton
  • Oliveriana
  • Omoea
  • Oncidium
  • Oncidumnia
  • Ophidion
  • Ophrys
  • Opsistylis
  • Orchipedum
  • Orchis
  • Oreorchis
  • Orestias
  • Orleanesia
  • Ornithocephalus
  • Ornithochilus
  • Ornithophora
  • Orthoceras
  • Osmoglossum
  • Ossiculum
  • Osyricera
  • Otochilus
  • Otoglossum
  • Otostylis

Bulbophyllum

18.4.12

Bulbophyllum

Genus Bulbophyllum adalah yang terbesar dalam keluarga anggrek(Orchidaceae). Sampai saat ini hampir 3000 spesies telah tercatat.

Bulbophyllum telah menyebar secara luas. Jenis anggrek ini ditemukan dari Amerika, Afrika dan Madagaskar (juga pulau-pulau terdekat),Asia Tenggara, Filipina, Irian Barat dan Papua Nugini, Australia Timur (terutama tropis)dan Kepulauan Pasifik Barat.

Genus Genus Bulbophyllum juga mencakup ragam bentuk tanaman yang luar biasa dari bentuk vegetatif, dari tanaman tinggi dengan tongkat seperti batang. Anggota lain adalah epifit terjumbai,dan cukup banyak yang telah mengembangkan dedaunan segar untuk yang lebih besar atau lebih kecil. Satu spesies hampir menjadi gundul dan menggunakan pseudobulbs sebagai organfotosintesis.

Bentuk bunga, meskipun beragam, memiliki struktur dasar biru yang berfungsi untuk mengidentifikasi genus ini. Pusat keragaman Bulbophyllum ada di Irian Barat dan New Guinea yang tampaknya menjadi habitat anggrek ini berevolusi.



Klasifikasi Ilmiah

  • Kerajaan : Plantae
  • Devisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo : Asparagales
  • Family : Orchidaceae
  • Genus : Bulbophyllum
  • Spesies :
Bulbophyllum (B. carunculatum x B. dearei)
Bulbophyllum (B. lobbii x B. wendlandianum)
Bulbophyllum (longisepalum X grandiflorum)
Bulbophyllum (rothschildianum X echinolabium)
Bulbophyllum A-doribil Anna Roth
Bulbophyllum A-doribil Lava Flow
Bulbophyllum A-doribil Spider
Bulbophyllum Cindy Dukes
Bulbophyllum Daisy Chain
Bulbophyllum Doris Dukes
Bulbophyllum Eed
Bulbophyllum Elizabeth Ann 'Buckleberry'
Bulbophyllum Fascination
Bulbophyllum Gardiner Allan
Bulbophyllum Gardiner Robert
Bulbophyllum Goody Goody
Bulbophyllum Jersey
Bulbophyllum Lion King
Bulbophyllum Louis Sander
Bulbophyllum Meen Garuda
Bulbophyllum Meen Ocean Brocade
Bulbophyllum Memoria Richard Mizuta
Bulbophyllum Michael Wright
Bulbophyllum Michael Wright
Bulbophyllum Perseus
Bulbophyllum Rungsan Viraphandhu
Bulbophyllum Sheryl Kurizaki
Bulbophyllum Supat Worawongwasu
Bulbophyllum Tee Sprite Claw
Bulbophyllum Thai Spider
Bulbophyllum Tsiku Taurus
Bulbophyllum Wilbur Chang
Bulbophyllum Wilmar Candy Stripes
Bulbophyllum Wilmar Galaxy Star
Bulbophyllum Wilmar Galaxy Star x basisetum
Bulbophyllum Wilmar Sunrise
Bulbophyllum Worayuth White Fang
Bulbophyllum abbreviatum
Bulbophyllum abbrevilabium
Bulbophyllum acuminatum
Bulbophyllum acutebracteatum
Bulbophyllum aeolium
Bulbophyllum aestivale
Bulbophyllum aff. trachyanthum
Bulbophyllum affine
Bulbophyllum agastor
Bulbophyllum alagense
Bulbophyllum alcicorne
Bulbophyllum alticola
Bulbophyllum ambrosia
Bulbophyllum amesianum
Bulbophyllum anceps
Bulbophyllum andersonii
Bulbophyllum angustifolium
Bulbophyllum annandalei
Bulbophyllum antenniferum
Bulbophyllum apodum
Bulbophyllum apodum
Bulbophyllum arachnoideum
Bulbophyllum arfakianum
Bulbophyllum artostigma
Bulbophyllum asperulum
Bulbophyllum auratum
Bulbophyllum baileyi
Bulbophyllum barbavagabundum
Bulbophyllum barbigerum
Bulbophyllum basisetum
Bulbophyllum beccarii
Bulbophyllum bicolor 'Wilson's Delight'
Bulbophyllum biflorum
Bulbophyllum bisetum
Bulbophyllum bittnerianum
Bulbophyllum blepharistes
Bulbophyllum bowkettiae
Bulbophyllum bracteatum
Bulbophyllum brevibrachiatum
Bulbophyllum brevilabium
Bulbophyllum burfordiense
Bulbophyllum calceolus
Bulbophyllum caloglossum
Bulbophyllum calviventer
Bulbophyllum calyptratum var graminifolium
Bulbophyllum cameronense
Bulbophyllum careyanum
Bulbophyllum carunculatum
Bulbophyllum catenulatum
Bulbophyllum cauliflorum
Bulbophyllum cernuum
Bulbophyllum cheiri
Bulbophyllum cheiropetalum
Bulbophyllum chrysendetum
Bulbophyllum clandestinum
Bulbophyllum clandestinum
Bulbophyllum cleistogamum
Bulbophyllum cleistogamum
Bulbophyllum clipeibulbum
Bulbophyllum cochleatum
Bulbophyllum cominsii
Bulbophyllum compressum
Bulbophyllum conchophyllum
Bulbophyllum concinnum
Bulbophyllum coniferum
Bulbophyllum contortisepalum
Bulbophyllum cootesii
Bulbophyllum cornutum
Bulbophyllum corolliferum
Bulbophyllum coweniorum
Bulbophyllum crassipes
Bulbophyllum croceum
Bulbophyllum cruciatum
Bulbophyllum cruentum
Bulbophyllum cumingii
Bulbophyllum cupreum
Bulbophyllum cuspidipetalum
Bulbophyllum dayanum
Bulbophyllum dearei
Bulbophyllum dearei x Bulbophyllum facetum
Bulbophyllum decurviscapum
Bulbophyllum dennisii
Bulbophyllum dentiferum
Bulbophyllum digoelense
Bulbophyllum dissitiflorum
Bulbophyllum dolichoblepharon
Bulbophyllum echinolabium
Bulbophyllum echinolabium x mandibulare
Bulbophyllum ecornutum
Bulbophyllum elassoglossum
Bulbophyllum elevatopunctatum
Bulbophyllum elisae
Bulbophyllum emiliorum
Bulbophyllum exaltatum
Bulbophyllum exiguum
Bulbophyllum facetum
Bulbophyllum falcatum
Bulbophyllum falcatum var velutinum
Bulbophyllum fascinator
Bulbophyllum flabellum-veneris
Bulbophyllum flammuliferum
Bulbophyllum flavescens
Bulbophyllum flavofimbriatum
Bulbophyllum fletcherianum
Bulbophyllum foetidum
Bulbophyllum fonsflorum
Bulbophyllum forrestii
Bulbophyllum fritillariiflorum
Bulbophyllum frostii
Bulbophyllum fuscum var melinostachyum
Bulbophyllum gadgarrense
Bulbophyllum geniculiferum
Bulbophyllum gerlandianum
Bulbophyllum gibbosum
Bulbophyllum glebulosum
Bulbophyllum globuliforme
Bulbophyllum gracillimum
Bulbophyllum grandiflorum
Bulbophyllum grandifolium
Bulbophyllum graveolens
Bulbophyllum gusdorfii
Bulbophyllum guttulatum
Bulbophyllum hahlianum
Bulbophyllum hamatipes
Bulbophyllum hamelinii
Bulbophyllum haniffii
Bulbophyllum helenae
Bulbophyllum henrici
Bulbophyllum hirundinis
Bulbophyllum hymenobracteum
Bulbophyllum imbricatum
Bulbophyllum inaequale
Bulbophyllum incisilabrum
Bulbophyllum inclinatum
Bulbophyllum insulsum
Bulbophyllum intricatum
Bulbophyllum inunctum
Bulbophyllum johnsonii
Bulbophyllum jolandae
Bulbophyllum kanburiense
Bulbophyllum kanburiense
Bulbophyllum kanburiense
Bulbophyllum khaoyaiense
Bulbophyllum korthalsii
Bulbophyllum lasianthum
Bulbophyllum lasiochilum
Bulbophyllum lemniscatoides
Bulbophyllum leopardinum
Bulbophyllum leopardinum
Bulbophyllum leptobulbon
Bulbophyllum levanae
Bulbophyllum levanae
Bulbophyllum levanae var. levanae
Bulbophyllum levyae
Bulbophyllum lilacinum
Bulbophyllum limbatum
Bulbophyllum lindleyanum
Bulbophyllum linearilabium
Bulbophyllum lineatum
Bulbophyllum lizae
Bulbophyllum lobbii
Bulbophyllum longibrachiatum
Bulbophyllum longibracteatum
Bulbophyllum longiflorum
Bulbophyllum longiflorum and Bulbophyllum pulchrum
Bulbophyllum longilabre
Bulbophyllum longiscapum
Bulbophyllum longisepalum
Bulbophyllum longissimum
Bulbophyllum lumbriciforme
Bulbophyllum lyriforme
Bulbophyllum macphersonii
Bulbophyllum macranthoides
Bulbophyllum macranthum
Bulbophyllum macrobulbon
Bulbophyllum macrochilum
Bulbophyllum macrocoleum
Bulbophyllum makoyanum
Bulbophyllum mandibulare
Bulbophyllum maquilingense
Bulbophyllum masoalanum
Bulbophyllum mastersianum
Bulbophyllum maxillare
Bulbophyllum maximum
Bulbophyllum medusae
Bulbophyllum melanoglossum
Bulbophyllum membranaceum
Bulbophyllum membranifolium
Bulbophyllum microglossum
Bulbophyllum microrhombos
Bulbophyllum mirum
Bulbophyllum mirum
Bulbophyllum molossus
Bulbophyllum moniliforme
Bulbophyllum moratii
Bulbophyllum morphologorum
Bulbophyllum muscarirubrum
Bulbophyllum nasica
Bulbophyllum newportii
Bulbophyllum occlusum
Bulbophyllum odoratissimum
Bulbophyllum odoratissimum var odoratissimum
Bulbophyllum odoratum
Bulbophyllum orectopetalum
Bulbophyllum orientale
Bulbophyllum orthoglossum
Bulbophyllum otochilum
Bulbophyllum ovalifolium
Bulbophyllum papulosum
Bulbophyllum pardalotum
Bulbophyllum patella
Bulbophyllum patella
Bulbophyllum patens
Bulbophyllum pecten-veneris
Bulbophyllum pectinatum
Bulbophyllum phalaenopsis
Bulbophyllum picturatum
Bulbophyllum pileatum
Bulbophyllum planibulbe
Bulbophyllum plumatum
Bulbophyllum polyrrhizum
Bulbophyllum porphyrostachys
Bulbophyllum propinquum
Bulbophyllum psuedotrias
Bulbophyllum psycoon
Bulbophyllum pteroglossum
Bulbophyllum puguaahanense
Bulbophyllum pulchellum
Bulbophyllum purpurascens
Bulbophyllum purpureorhachis
Bulbophyllum pustulatum
Bulbophyllum putidum
Bulbophyllum putidum and fascinator
Bulbophyllum quadrangulare
Bulbophyllum radicans
Bulbophyllum refractilingue
Bulbophyllum regnellii
Bulbophyllum reichenbachii
Bulbophyllum renkinianum
Bulbophyllum repens
Bulbophyllum resupinatum var. filiforme
Bulbophyllum reticulatum
Bulbophyllum retusiusculum
Bulbophyllum rogusum
Bulbophyllum rothschildianum
Bulbophyllum roxburghii
Bulbophyllum rufinum
Bulbophyllum rugosum
Bulbophyllum saltatorium var saltatorium
Bulbophyllum saltatorium var. albociliatum
Bulbophyllum saltatorium var. albociliatum
Bulbophyllum sanderianum
Bulbophyllum sandersonii
Bulbophyllum sanguineopuctatum
Bulbophyllum santosii
Bulbophyllum sarcophyllum
Bulbophyllum saurocephalum
Bulbophyllum scaberulum var. scaberulum
Bulbophyllum scaphiforme
Bulbophyllum scheffleri
Bulbophyllum schillerianum
Bulbophyllum schinzianum var. phaeopogon
Bulbophyllum schmidii
Bulbophyllum scotinochiton
Bulbophyllum section Aphanobulbon
Bulbophyllum section Hyalosema #2
Bulbophyllum section Hyalosema
Bulbophyllum serratotruncatum
Bulbophyllum setaceum
Bulbophyllum sibuyanense
Bulbophyllum sinapis
Bulbophyllum sinapsis
Bulbophyllum singaporeanum
Bulbophyllum sp
Bulbophyllum sp ex Madagascar
Bulbophyllum sp unknown
Bulbophyllum sp. - ex flabellum-veneris
Bulbophyllum sp. section Fruticicola
Bulbophyllum sp. section Hyalosema
Bulbophyllum spathulatum
Bulbophyllum species
Bulbophyllum species
Bulbophyllum species
Bulbophyllum species ex Sumatra
Bulbophyllum species unknown
Bulbophyllum steyermarkii
Bulbophyllum stormii
Bulbophyllum subumbellatum
Bulbophyllum sulawesii
Bulbophyllum sulcatum
Bulbophyllum sutepense
Bulbophyllum taeniophyllum
Bulbophyllum thaiorum
Bulbophyllum thiurum
Bulbophyllum tjadasmalangense
Bulbophyllum tokioi
Bulbophyllum tortuosum
Bulbophyllum trachyanthum
Bulbophyllum tricorne
Bulbophyllum tricornoides
Bulbophyllum tridentatum x Bulbophyllum medusae
Bulbophyllum trifolium
Bulbophyllum trigonosepalum x papulosum
Bulbophyllum triste
Bulbophyllum truncicola
Bulbophyllum uniflorum
Bulbophyllum unitubum
Bulbophyllum unknown
Bulbophyllum unnamed
Bulbophyllum unnamed
Bulbophyllum unnamed ex Laos
Bulbophyllum urosepalum
Bulbophyllum ustusfortiter
Bulbophyllum vaginatum
Bulbophyllum vanvuurenii
Bulbophyllum variabile
Bulbophyllum vinaceum
Bulbophyllum violaceolabellum
Bulbophyllum virescens
Bulbophyllum wakoi
Bulbophyllum wallichii
Bulbophyllum wangkaense
Bulbophyllum weberi
Bulbophyllum weinthalii subsp. striatum
Bulbophyllum wendlandianum
Bulbophyllum werneri
Bulbophyllum woelfliae
Bulbophyllum xylophyllum
Bulbophyllum xylophyllum

Nama Genus Anggrek | J-K-L

14.4.12

genus anggrek pict

Pada nama genus anggrek dengan huruf depan abjad J - K - L terdapat 59 genus yang dapat saya catat, diluar angka tersebut masih terdapat beberapa genus yang belum dapat saya ketahui.

Klasifikasi Ilmiah

  • Kerajaan : Plantae
  • Devisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo : Asparagales
  • Family : Orchidaceae
  • Genus : seperti tersebut dalam tabel scroll berikut ini
ANGGREK J-K-L


  • Jackfowlieara
  • Jacquiniella
  • Jejosephia
  • Jumellea
  • Kagawaara
  • Kalimpongia
  • Kefersteinia
  • Kegeliella
  • Kerigomnia
  • Kinetochilus
  • Kingidium
  • Kionophyton
  • Koellensteinia
  • Konantzia
  • Kreodanthus
  • Kryptostoma
  • Kuhlhasseltia
  • Lacaena
  • Laelia
  • Laeliocatanthe
  • Laeliocattleya
  • Laeliopsis
  • Laelirhynchos
  • Lanium
  • Lankesterella
  • Leaoa
  • Lecanorchis
  • Lemboglossum
  • Lemurella
  • Lemurorchis
  • Leochilus
  • Leonara
  • Lepanthes
  • Lepanthopsis
  • Lepidogyne
  • Leporella
  • Leptotes
  • Lesliea
  • Leucohyle
  • Ligeophila
  • Limodorum
  • Liparis
  • Listera
  • Listrostachys
  • Lockhartia
  • Loefgrenianthus
  • Lophiaris
  • Ludisia
  • Lueddemannia
  • Luicentrum
  • Luisia
  • Lycaste
  • Lycomormium
  • Lyperanthus
  • Lyroglossa

Hibridisasi Antar Genus Pada Cattleya

Brassolaeliocattleya (BLc)

Cattleya telah hibridisasi dengan baik di dalam satu genus selama lebih dari satu abad, beberapa dekade terakhir terlihat mengalami peningkatan yang luar biasa dalam kuantitas dan kualitas hibrida dalam aliansi Cattleya. Di antara yang paling populer adalah Brassolaeliocattleya (Blc.) seperti fota diatas, dan (Slc.) Sophrolaeliocattleya hibrida. Sebagian besar BLC. hibrida banyak dominan ke genus diluar cattleya seperti Rhyncholaeliocattleya (Rlc.), sedangkan SLC. kebanyakan ke Cattleya, dengan beberapa di Laleliocattleya (Lc.)

Laelia (L.): Persilangan dengan genus ini memurnikan bibir anggrek, menghasilkan bibir bunga lebih memanjang "kerucut" yang anggun membuka ke bibir penuh bunga itu. Beberapa spesies Laelia juga memberikan kontribusi warna yang teduh violet yang intens. Laelia + Cattleya = Laeliocattleya, dasar untuk hibrida lebih kompleks dan sangat populer. Sebagian besar spesies Laelia digabung menjadi Cattleya.

Brassavola (B.): Kebanyakan persilangan Brassavola benar-benar dilakukan dengan Ryncholaelia, yang pindah dari genus Brassavola tetapi masih dianggap seperti dalam penamaan hibrida selama bertahun-tahun. Persilangan ini dibuat untuk menciptakan fabulous, atau bibir "berbulu" dan juga memperluas mekarnya bibir. Hibrida cattleya ini paling mengesankan sebab hampir selalu memiliki spesies ini dalam keturunan mereka. Ini biasanya yang terbesar dari hibrida cattleya utama. Brassavola + Cattleya = Brassocattleya, Brassavola + Laelia Cattleya = Brassolaeliocattleya (lihat foto diatas). Kebanyakan, tetapi tidak semua, dari hibrida ini sekarang ditempatkan di Rhyncholaeliocattleya.

Sophronitis (Soph.): Persilangan ini memperkenalkan warna merah yang paling kuat untuk keturunannya. Banyak merah dan merah tua dalam cattleya hibrida yang satu ini meninggalkan warna pada induknya sophronitis dalam keturunan mereka. Sophronitis juga digunakan untuk miniaturirasi hibrida cattleya. Sophronitis + Laelia Cattleya = Sophrolaeliocattleya. Sophronitis baru-baru ini bergabung menjadi Cattleya, setelah diperluas untuk mencakup sebagian besar spesies Laelia.

Potinara (Pot.): Kombinasi dari ketiga hal di atas dengan sebuah Cattleya. Potinaras tidak sepopuler di BLC atau di SLC, tetapi ada beberapa contoh yang luar biasa datang di semua rentang warna dari hijau muda ke magenta. Meskipun bukan aturan, mereka umumnya lebih kecil daripada BLC tapi lebih besar dari SLC.

Yamadara (Yam.): Persilangan kombinasi BLC dengan Epidendrum. Penambahan Epidendrum tampaknya meningkatkan kualitas bunga, dan beberapa Yamadaras yang sangat berwarna. Dengan penemuan terbaru bahwa Yamadara pertama terdaftar sebagai Adamara, julukan nothogeneric Yamadara telah dihilangkan dan diganti dengan Adamara.

Hawkinsara (Hknsa.): Kombinasi SLC disilangkan dengan Broughtonia. Lebih kecil, bunga sering berwarna magenta / kemerahan. Sekarang banyak yang diklasifikasikan dalam Cattleytonia nothogenus (Ctna.).

Cattleya dapat disilangkan dengan sejumlah besar genus lain, termasuk Cattleyopsis, Caularthron, Schomburgkia, Tetramicra, dll. Hibridisasi bisa menempuh persilangan yang beruntun hingga delapan marga/genus induk, seperti Brassavola x Broughtonia x Cattleya x Cattleyopsis x Caularthron x Epidendrum x Laelia x Sophronitis di Gladysyeeara.

Laelia x Cattleya = Laeliocattleya



Sangat mempesona...

Nama Genus Anggrek | G-H-I

11.4.12

genus anggrek pict

Pada nama genus anggrek dengan huruf depan abjad G - H - I terdapat 112 genus yang dapat saya catat, diluar angka tersebut masih terdapat beberapa genus yang belum dapat saya ketahui.

Klasifikasi Ilmiah

  • Kerajaan : Plantae
  • Devisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo : Asparagales
  • Family : Orchidaceae
  • Genus : seperti tersebut dalam tabel scroll berikut ini
ANGGREK G-H-I


  • Galeandra
  • Galearis
  • Galeola
  • Galeopetalum
  • Galeottia
  • Galeottiella
  • Garaya
  • Gastorchis
  • Gastrochilus
  • Gastrodia
  • Gastrorchis
  • Gavilea
  • Geesinkorchis
  • Gennaria
  • Genoplesium
  • Genyorchis
  • Geoblasta
  • Geodorum
  • Glomera
  • Glossodia
  • Glossorhyncha
  • Gomesa
  • Gomphichis
  • Gonatostylis
  • Gongora
  • Goniochilus
  • Goodyera
  • Govenia
  • Gracielanthus
  • Grammangis
  • Grammatophyllum
  • Grandiphyllum
  • Graphorchis
  • Grastidium
  • Gratrixara
  • Greenwoodia
  • Grobya
  • Grosourdya
  • Guarianthe
  • Guaricattonia
  • Guaricyclia
  • Guarisophleya
  • Guaritonia
  • Gularia
  • Gunnarella
  • Gunnarorchis
  • Gymnadenia
  • Gymnadeniopsis
  • Gymnochilus
  • Gynoglottis
  • Habenaria
  • Haemaria
  • Hagsatera
  • Hammarbya
  • Hancockia
  • Hapalochilus
  • Hapalorchis
  • Haraella
  • Harrisella
  • Hederorkis
  • Helcia
  • Helleriella
  • Helonoma
  • Hemipilia
  • Herminium
  • Herpetophytum
  • Herpysma
  • Herschelianthe
  • Hetaeria
  • Heterotaxis
  • Heterozeuxine
  • Hexalectris
  • Hexisea
  • Himantoglossum
  • Hintonella
  • Hippeophyllum
  • Hirtzia
  • Hispaniella
  • Hoehneella
  • Hofmeisterella
  • Holcoglossum
  • Holopogon
  • Holothrix
  • Homalopetalum
  • Horichia
  • Hormidium
  • Horvatia
  • Houlletia
  • Howeara
  • Huntleya
  • Huttonaea
  • Hybochilus
  • Hygrochilus
  • Hylophila
  • Hymenorchis
  • Imerinaea
  • Inobulbon
  • Ione
  • Ionopsis
  • Ipsea
  • Isabelia
  • Ischnocentrum
  • Ischnogyne
  • Isochilus
  • Isotria

Vanda arcuata

6.4.12

vanda arcuata

Vanda arcuata atau kadang disebut Vanda Arched memiliki bunga dengan ukuran 4-5 cm berbau wangi, ditemukan di Sulawesi Utara sebagai habitat anggrek yang beradaptasi pada suhu hangat ke panas, bentuk tanaman besar. Vanda arculata termasuk epifit dan monopodial dengan batang memanjang berbentuk v di dasar. Tangkai bunga muncul dari ketiak daun sepanjang kira-kira 37,5 cm dengan kelopak bunga 5 sampai 9 bunga dengan aroma vanili dan kesegarannya dapat bertahan selama beberapa minggu.

Dalam perawatan jenis anggrek ini termasuk mudah dan tidak rewel, foto diatas adalah koleksi pribadi dari sang penulis yang dibeli pada tahun 2008 pada seorang kolektor sekaligus penjual anggrek species dari Manado. Vanda arcuata semakin rajin berbunga tatkala suhu udara hangat (musim kemarau).

Vanda

vanda tessellata

Vanda adalah genus dalam keluarga anggrek (Orchidaceae), meskipun tidak besar jumlah spesiesnya (sekitar lima puluh spesies), adalah salah satu jenis anggrek yang paling populer di tengah-tengah masyarakat. Genus ini dan spesiesnya dianggap sebagai yang paling sangat berkembang dari semua anggrek dalam Orchidaceae. Genus ini sangat berharga dalam pameran-pameran hortikultura, wangi, bunga tahan lama, dan berwarna-warni.

Nama "Vanda" berasal dari nama Sansekerta untuk spesies Vanda tessellata.

Sebagian besar anggrek ini adalah epifit, tapi kadang-kadang ada yang lithophytic atau terestrial. Daerah penyebarannya adalah di India, Himalaya, Asia Tenggara, Indonesia, Filipina, Nugini, Cina selatan dan utara Australia.

Genus ini memiliki pertumbuhan monopodial dengan daun yang sangat bervariasi sesuai dengan habitat. Beberapa memiliki bentuk daun datar, biasanya luas, daun bulat telur, sementara yang lain memiliki bentuk silinder, daun berdaging. Batang anggrek ini sangat bervariasi dalam ukuran, ada tanaman yang kecil dan tanaman dengan panjang sampai beberapa meter. Tanaman dapat menjadi cukup besar dalam habitat dan pembudidayaan, dan spesies epifit memiliki sangat besar, dengan sistem akar udara.



Klasifikasi Ilmiah

  • Kerajaan : Plantae
  • Devisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Liliopsida
  • Ordo : Asparagales
  • Family : Orchidaceae
  • Genus : Vanda
  • Spesies :

Vanda (V. Gordon Dillon X V. Bitz's Hearththrob)
Vanda Alice's Luz
Vanda Alice's Zierk
Vanda Amy
Vanda Andrew Long
Vanda Annette Jones
Vanda Bangsai Queen 'Magenta Royale'
Vanda Batram
Vanda Bhimayothin x Bangkok Sunrise
Vanda Black Magic x Ponpimol
Vanda Blue Moon
Vanda Boonchoo x Fuch's Delight
Vanda Boondall
Vanda Bronze Butterfly
Vanda Chao Praya Sapphire
Vanda Charles Goodfellow 'Lakeland'
Vanda Charles Goodfellow xThananchai xx Gordon Dilon
Vanda Cherry Child
Vanda Chiengrai
Vanda Chusri Narattrugsa x Doctor Anek
Vanda Crownfox Heartthrob
Vanda Doctor Anek 'Raspberry Delight'
Vanda Fred Xerri
Vanda Fuchs Delight 'Black'
Vanda Fuchs Delight 'Red Gem'
Vanda Gordon Dillon 'Sapphire'
Vanda Haruko Sumida
Vanda Jimmy Miller
Vanda Josephine van Brero x Golden Triangle
Vanda Keeree's Sapphire 'Violet Blue'
Vanda Khanmanee Gold
Vanda Kultana Blue 'Blue Queen'
Vanda Kultana Red
Vanda Laguna Charm xx Viraya x Sun Tan
Vanda Madame Dinger
Vanda Marlene Clark x Robert's Delight
Vanda Mevr L Velthius x Vanda Pong Tong
Vanda Mevr. L. Velthuis
Vanda Miss Joaquim
Vanda Nambaryn Enkhbayar 'Tsolmon'
Vanda Natchaya Beauty
Vanda Noriko Sumida
Vanda Pakchong Blue
Vanda Paki
Vanda Pure's Wax
Vanda Reverend Masao Yamada
Vanda Robert's Delight 'Red Black'
Vanda Rose Davis
Vanda Rothschildiana 'Sally Roth'
Vanda Ruby Prince
Vanda Seethong x Charles Goodfellow xx Gordon Dillon 'Black'
Vanda Somthawil
Vanda Sylvia Palmieri
Vanda Tan Chay Yan
Vanda Thanadee x Doctor Anek
Vanda Thanantess
Vanda Trimerrill
Vanda Usha
Vanda Wirat x sanderiana
Vanda Wong Poh Nee
Vanda Yen Jitt x Wirat
Vanda arcuata
Vanda bensonii
Vanda brunnea
Vanda celebica
Vanda coerulea
Vanda coerulescens
Vanda cristata
Vanda dearei
Vanda denisoniana
Vanda flabellata
Vanda hastifera
Vanda helvola
Vanda hybrid unknown
Vanda hybrid unknown
Vanda insignis
Vanda javierae
Vanda jennae
Vanda lamellata
Vanda lilacina
Vanda limbata
Vanda liouvillei
Vanda luzonica
Vanda merrillii
Vanda pumila
Vanda roeblingiana
Vanda scandens
Vanda sp
Vanda sumatrana
Vanda tessellata
Vanda thwaitesii
Vanda tricolor
Vanda unknown
Vanda ustii